Simalungun,-MetroGlobal24.Com
Semakin Maraknya Aksi Pencurian Buah Kelapa Sawit di areal Hak Guna Usaha (HGU) Perkebunan PTPN 4, sudah tidak dapat disangkal dan dipungkiri lagi.
Kejadian teranyar, Pencuri kelapa sawit beraksi di areal HGU Perkebunan Unit Bah Jambi, persisnya di afdeling IX, sontak peristiwa ini menjadi viral karena mengundang pro-kontra atas apa yang terjadi.
Aksi Pencurian Kelapa Sawit yang semakin merajalela diduga bermoduskan kejahatan pidana murni, karena kerap kali berlangsung pada tengah malam menjelang subuh, dan dilakukan secara berkelompok (lebih dari 2 orang).
Kebun Bah Jambi yang sebagian arealnya berada di wilayah kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi Kabupaten Simalungun, berdasarkan informasi yang didapat dari tenaga buruh harian lepas kebun (BHL), diduga menjadi sarang empuk bagi para pencuri yang juga tidak jarang masih warga kecamatan tersebut.
Merambahnya para penadah gelap buah kelap sawit (toke) juga diduga menjadi salah satu faktor penyebab maraknya pencurian. Para penadah tersebut berdasarkan informasi selalu siap sedia menerima penjualan buah sawit tanpa memandang waktu.
“Kita duga dengan banyaknya penadah gelap kelapa sawit atau yang sering dibilang Toke itu juga mènjadi penyebab seringnya terjadi aksi pencurian, karena diduga mereka juga siap menerima penjualan ditengah malam,” terang SG salah satu BHL Kebun Bah Jambi saat dikonfirmasi.
Masih menurut SG, hasil penjualan buah sawit yang diterima para para pencuri kerap digunakan untuk mabuk-mabuk an bahkan membeli narkoba jenis sabu.
“Sudah termasuk parahlah di wilayah kebun ini, peredaran dan penyalahgunaan narkoba jenis sabu pun sudah semakin marak, kami juga menduga bahwa mereka (pencuri) nekat melakukan aksinya karena untuk bisa mendapatkan sabu tersebut,” terang SG lagi.
“Kejahatan yang kita duga telah terkoordinir ini sangat meresahkan, karena mereka mencuri demi memenuhi kebutuhan untuk membeli narkoba serta mabuk dan bukan karena faktor kebutuhan ekonomi,” pungkasnya lagi.
“Perbuatan para pencuri dan penadah gelap kelapa sawit ini jelas juga telah menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi negara, maka kami pikir para penadah gelap ini pun harus diberantas, karena kehadiran merekalah maka para pencuri semakin merebak,” tukas pria ini.
Seperti diketahui, di wilayah kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi, saat ini merambah begitu banyaknya para penadah gelap serta peredaran narkoba pun kian marak.
Para karyawan & warga sekitar menduga, kebutuhan untuk mendapatkan narkoba adalah menjadi alasan sehingga terjadinya pencurian sawit di areal HGU. Para pria yang tergolong malas bekerja lebih memilih untuk menjadi pencuri buah sawit daripada harus bekerja sebagai buruh.
“Padahal kalau dilihat, begitu banyaknya peluang lapangan kerja di wilayah perkebunan ini, asal mau bekerja sebagai buruh pasti makan, namun banyak yang menjadi pemalas dan memilih menjadi pencuri buah sawit karena mereka pikir bekerjanya tidak butuh waktu lama, setelah buah dijual dengan gampang juga mereka bisa beli narkoba,” tandas tenaga harian lepas kebun ini mengakhiri. HH