MetroGlobal24.com|Lebanon – Kelompok militan Lebanon, Hizbullah, mengatakan telah meluncurkan “pesawat tanpa awak peledak” ke delapan posisi militer Israel pada Kamis (4/7/2024) waktu setempat. Kelompok itu juga menembakkan 200 roket dalam salah satu serangan terbesarnya.
Hizbullah mengatakan serangan itu merupakan pembalasan atas serangan yang menewaskan salah satu komandan utamanya. Serangan ini terjadi setelah setidaknya dua serangan pada hari Rabu sebagai tanggapan terhadap apa yang disebut kelompok tersebut sebagai “pembunuhan” komandan Mohammed Nasser.
Kelompok militan tersebut mengatakan pihaknya meluncurkan 100 roket Katyusha ke pangkalan militer Israel di Golan dan rudal Falaq buatan Iran ke pangkalan lain di kota Kiryat Shmona dekat perbatasan Israel-Lebanon.
“Sebagai bagian dari tanggapan terhadap serangan dan pembunuhan yang dilakukan oleh musuh di wilayah Tyre, Lebanon selatan pada hari Rabu,” kata Hizbullah dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip AFP.
Kelompok tersebut juga mengatakan para pejuangnya “melakukan serangan udara dengan satu skuadron pesawat tanpa awak peledak” yang menargetkan pangkalan-pangkalan Israel di seluruh wilayah perbatasan termasuk di Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi Israel.
Israel sendiri dilaporkan akan melakukan balas dendam dengan menyerang Lebanon selatan pasca serangan terbaru dari Hizbullah tersebut.
Hizbullah sebelumnya mengatakan bahwa Mohammed Nimah Nasser, yang juga dikenal sebagai “Hajj Abu Naameh”, telah tewas dalam serangan Israel di daerah Hosh di Tyre di Lebanon selatan.
Sebuah sumber mengatakan bahwa Nasser memiliki pangkat yang sama dengan Taleb Abdallah, komandan tinggi lainnya yang tewas oleh serangan Israel pada Juni lalu. Saat itu, Abdallah adalah pejabat militer Hizbullah berpangkat tertinggi yang tewas sejak kelompok itu mulai memerangi Israel pada 8 Oktober sebagai tanggapan atas pemboman di Gaza.
Setelah pembunuhan Abdallah, Hizbullah meluncurkan salah satu serangan roket terbesarnya ke Israel utara.
Militer Israel mengonfirmasi bahwa mereka menargetkan Nasser, dan mengatakan bahwa dia adalah “rekan” Abdallah dan bertanggung jawab atas “serangan anti-tank dan roket Hizbullah dari Lebanon barat daya”. Pada Januari, serangan Israel juga menewaskan Wissam al-Tawil, komandan tinggi lainnya dari kelompok itu.
Serangan terbaru itu terjadi di tengah meningkatnya pertempuran dan retorika yang penuh muatan antara Hizbullah dan pejabat Israel yang telah membuat mediator AS, Eropa, dan Arab berebut untuk mencegah eskalasi regional yang meluas. (Mg)