Pematangsiantar, MetroGlobal24.Com – Salah seorang pegawai negeri sipil (PNS) di SMK Negeri 2 Pematangsiantar yang bernama Hermawan, S.Pd diduga telah ‘mengobok-obok’ keuangan sekolah kejuruan tersebut ketika masih menjabat Bendahara Pendidikan.
Kelihaian Hermawan ini pun diduga menjadi penyebab keterlambatan pembayaran gaji 50 guru honor yang mengabdi di sekolah tersebut. Salah seorang guru honor mengatakan kepada kru media ini bahwa seyogianya gaji guru honor ditampung dari dana pendidikan dan hal itu merupakan hasil pemufakatan rapat pada bulan Maret lalu.
“Sewaktu rapat dengan warga sekolah pada bulan Maret lalu telah disepakati dan diputuskan bahwa gaji guru honor bersumber dari dana pendidikan yang dikutip dari siswa, namun karena dilihatnya dana BOS masih bisa digunakan, dirubahnya sendirilah rencana kegiatan dan anggaran sekolah (RKAS) itu setelah rapat itu,” ucap guru tersebut.
Sumber ini pun menduga bahwa dana pendidikan SMK Negeri 2 telah habis tanpa pertanggungjawaban yang pasti, sehingga gaji honor mulai bulan April dibayarkan pada bulan September.
“Sudah habislah mungkin dana pendidikan itu makanya langsung dirubah RKAS nya gaji guru honor dari dana BOS, sementara kalau kita hitung, hingga bulan Agustus saja dana Pendidikan itu mencapai 400 juta lebih,” papar salah seorang guru honor ini.
Hermawan S.Pd menjabat bendahara dana pendidikan disaat Bintang Tumanggor menjabat kepala sekolah SMK Negeri 2. Beberapa hari sebelum Bintang Tumanggor dipindahkan dan jabatan kepala sekolah akan dipegang oleh Janner Simanullang, Hermawan pun mengundurkan diri dari jabatan bendahara dana Pendidikan.
Bintang Tumanggor yang kini menjabat sebagai kepala sekolah SMA Negeri 3 saat dikonfirmasi terkait keterlambatan gaji guru honor, menyebutkan beberapa alasan dan dirinya pun menegaskan bahwa penggajian guru honor tidak bersumber dari dana pendidikan.
Penjelasan Bintang sangat berbanding terbalik dengan apa yang disampaikan oleh Hermawan terkait gaji guru honor.
“Sebahagian dari dana pendidikan dan sebagiannya lagi dari dana BOS,” bilang Hermawan.
Salah seorang guru honor lainnya juga mengatakan bahwa penggunaan dana pendidikan tidak jelas alokasinya dan diduga habis begitu saja.
“Sebenarnya perlu dipertanyakan itu, pengelolaan keuangan di SMK Negeri 2 itu tidak transparan, dalam rapat sebelum libur akhir semester sudah disepakati juga bahwa uang rabat buku akan digunakan untuk liburan semester, namun liburan itu tidak jadi dan katanya uang rabat digunakan bayar utang, ntah utang apa kami tidak ada yang tau,” pungkas salah seorang guru honor lainnya.
Ketika Hermawan ditanyai terkait itu, seakan tidak mau ‘menanggung sendiri’ dirinya pun mencoba ‘mencari perlindungan’ kepada atasannya semula, Bintang Tumanggor.
“Saya hubungi Pak Bintang Tumanggor dulu ya pak, kalau bisa bapak buat surat resmi ya pak, nanti pasti bapak saya hubungi,” tukas Hermawan tidak mampu memberi jawaban.TS