Kaesang Pangarep Dapat Penolakan Warga Maju di Pilkada Jakarta

Gbr : Kaesang Pangarep Ketum PSI dapat penolakan maju di Pilkada Jakarta.

MetroGlobal24.com|Jakarta – Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep mendapatkan potensi penolakan tertinggi bila maju di Pilkada Jakarta 2024. Hal itu berdasarkan hasil survei Litbang Kompas periode 15-25 Juni 2024.

Juru bicara (jubir) PSI Sigit Widodo menyebut, hasil survei Litbang Kompas tak bisa dijadikan patokan kalau itu sebagai bentuk penolakan masyarakat Jakarta. Sebab, hanya 33,8 persen warga yang menolak. Sementara Kaesang juga tinggi untuk dipertimbangkan sebagai bakal calon Gubernur DKI Jakarta oleh 41,8 persen pemilih. Lalu, ada 9,8 persen warga yang pasti akan memilihnya.

“Artinya hari ini saja potensi pemilihnya di atas 51 persen. Padahal belum ada kepastian untuk maju di pilkada. Saya tidak melihat potensi dipilih oleh mayoritas warga ini sebagai bentuk penolakan,” kata Sigit, Rabu (17/7/2024), dilansir dari Kompas TV.

PSI, kata dia, memang belum memutuskan Kaesang akan maju di wilayah mana pada gelaran Pilkada serentak 2024 nanti. Sebab, hingga saat ini seluruh kader masih menyerap aspirasi dari masyarakat.

“Kita tunggu saja keputusannya Agustus nanti. PSI dan Mas Kaesang masih akan mencermati situasi dan mendengar masukan masyarakat sebelum mengambil keputusan,” katanya.

Sebelumnya, Kaesang mendapat potensi penolakan tertinggi untuk dicalonkan sebagai Gubernur Jakarta.

Berdasarkan hasil survei Litbang Kompas periode 15-25 Juni 2024, tidak kurang dari 33,8 persen warga yang menolak jika putra bungsu Presiden Joko Widodo tersebut menjadi Pemimpin Jakarta.

Meski tinggi penolakan, Kaesang juga tinggi untuk dipertimbangkan sebagai Gubernur DKI Jakarta oleh 41,8 persen pemilih. Sementara itu, ada 9,8 persen warga yang pasti akan memilih Kaesang jika dicalonkan sebagai Gubernur Jakarta dan sisanya 22,5 persen menjawab tidak tahu.

Selain Kaesang, posisi kedua tertinggi yang berpotensi mendapat penolakan dari warga Jakarta untuk dipilih pada pemilihan gubernur adalah Heru Budi Hartono. Tidak kurang 33,3 persen warga menolak Penjabat Gubernur Daerah Khusus Jakarta ini sebagai Gubernur Jakarta.

Heru Budi tidak hanya mendapatkan penolakan tapi juga pertimbangan untuk dipilih oleh warga Jakarta. Mengacu pada hasil survei Litbang Kompas ada 33,5 persen warga Jakarta yang mempertimbangkan untuk memilih Heru Budi. Sementara untuk yang pasti memilih 2,8 persen dan 30,5 persen menjawab tidak tahu.

Posisi ketiga untuk potensi penolakan untuk dipilih sebagai Gubernur Jakarta ditempati oleh Tri Rismaharini yang saat ini menjabat Menteri Sosial. Risma, tidak diinginkan oleh 27,5 persen warga Jakarta untuk posisi DKI satu. (Mg)